Marginalisasi dan Diskriminasi Pasukan Inong Bale (Perempuan Ex-Kombatan) Pascakonflik dan Perdamaian Aceh
Kata Kunci:
Perempuan, Konflik, Aceh, Inong Bale, Konstruksi Gender, PerdamaianAbstrak
Konflik bersenjata di Aceh yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade telah memberikan dampak yang
signifikan terhadap masyarakat, terutama perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran
perempuan, khususnya pasukan Inong Bale dalam konteks konflik dan pascakonflik di Aceh. Meskipun perempuan
berkontribusi secara aktif dalam gerakan Aceh Merdeka (GAM), mereka sering kali terpinggirkan dalam proses
perdamaian dan rekonstruksi. Kajian ini mengidentifikasi kesenjangan literatur yang ada, di mana kontribusi
perempuan pascakonflik jarang diakui. Selain itu, banyak kajian yang cenderung maskulin dan mengabaikan peran
perempuan sebagai agen perubahan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis
bagaimana konstruksi gender di masyarakat Aceh berpengaruh pada marginalisasi perempuan pascakonflik.
Temuan penelitian ini menunjukkan, bahwa meskipun perempuan berperan sebagai pelaku dalam konflik,
norma gender yang berlaku dalam masyarakat menghambat pengakuan terhadap kontribusi mereka. Penelitian
ini merekomendasikan perlunya inklusi perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan
pascakonflik untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Aceh.