Mariologi dan EksistensiPerempuan: Sejarah Theotokosdan Implikasinya bagi KeadilanGender dan PencegahanKekerasan

Authors

  • Della Gita Van Gobel Author

Keywords:

Maria, Theotokos

Abstract

Theotokos atau “bunda Allah” merupakan gelar yang diberikan oleh bapa-bapa gereja kepada Maria sejak abad ke-4 Masehi untuk menghormati perannya sebagai ibu Yesus Kristus. Pemberian gelar Theotokos bagi Maria hingga saat ini masih menjadi pusat perdebatan di kalangan para teolog Kristen karena dianggap menimbulkan ambiguitas teologis mengenai posisi dan status Maria yang cenderung seperti dituhankan melalui gelar Theotokos tersebut. Terlepas dari perdebatan tersebut, sesungguhnya gelar yang diberikan kepada Maria sebagai ibu Yesus Kristus ini juga mempunyai implikasi mendalam terhadap peran perempuan dalam gereja dan masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki signifikansi gelar “Theotokos” ini dalam memahami eksistensi perempuan di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh lagi, melalui tinjauan literatur teologi dan sejarah dalam sudut pandang feminis, penulis berupaya mengeksplorasi bagaimana pengakuan terhadap Maria sebagai Theotokos membentuk persepsi perempuan dalam konteks kekristenan dari zaman dahulu hingga sekarang untuk menemukan prinsip inklusivitas terhadap perempuan yang relevan dalam masyarakat dan gereja. Penelitian ini juga mengeksplorasi relevansi gelar Theotokos dalam konteks pencegahan kekerasan terhadap perempuan, melalui refleksi tentang bagaimana penghargaan terhadap Maria sebagai Theotokos dapat memberikan inspirasi advokasi hak-hak
perempuan dan perlindungan terhadap kekerasan. Dengan demikian, gelar Theotokos tidak hanya menjadi fokus teologi Kristen, tetapi juga menjadi stimulus terhadap peran dan kontribusi perempuan dalam gereja dan masyarakat secara umum. Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama, penganugerahan gelar Theotokos kepada Maria tidak hanya mencerminkan penghargaan atas perannya sebagai ibu Yesus Kristus tetapi juga memberikan landasan teologis untuk meneguhkan martabat perempuan dalam konteks kehidupan gereja. Kedua, pengakuan atas peran Maria sebagai Theotokos dapat menginspirasi para teolog, pemimpin gereja dan aktivis untuk mengadvokasi kesetaraan gender, memperjuangkan hak-hak perempuan, dan mendorong partisipasi perempuan dalam kehidupan gereja dan masyarakat. Ketiga, gelar Theotokos tidak hanya memiliki makna simbolik tetapi juga makna praktis dalam konteks pencegahan kekerasan terhadap perempuan.

References

Published

2025-12-04