Petualangan Spiritual Sang Pengantin Perempuan: Sebuah Dialog Imajinatif Antara Kekerasan Ekstremis, Luka, dan Gereja Kristen Pasundan

Authors

  • Shella Gracia Vennya Author

Keywords:

Kekerasan Ekstremis, Luka, Analogi Pengantin Perempuan, Berdaya, Gereja Kristen Pasundan

Abstract

Tulisan ini mengeksplorasi analogi Gereja sebagai “pengantin perempuan” dan realitas kekerasan atas nama
Tuhan yang dialami oleh Jemaat di Gereja Kristen Pasundan. Kekerasan ekstremis, luka, dan kehadiran Gereja akan
dipercakapkan dengan teks Alkitab yang menggunakan analogi “pengantin perempuan” sebagai identitas Gereja.
Saya berargumen bahwa dengan menilik perspektif para ekstremis, mempercakapkan luka, dan meninjau kembali
penghayatan Gereja sebagai “pengantin perempuan” dapat menciptakan konstruksi pemikiran yang menolong
Gereja melihat posisi perempuan sebagai “yang berdaya”. Sebagai bagian dari Indonesia, Gereja Kristen Pasundan
akan selalu melekat dalam realitas keberagaman yang menghadirkan kekayaan sekaligus ketegangan. Agama adalah
salah satu aspek dalam kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki potensi menghadirkan percikan ketegangan
ketika seseorang atau komunitas bersentuhan dengan sang liyan. Tulisan ini lebih spesifik berfokus pada potensi
ketegangan yang dialami oleh Gereja ketika bersentuhan dengan sang liyan. Dalam proses perjumpaan tersebut,
Gereja memiliki tugas untuk memikirkan posisi dan sikap teologis yang tegas. Naskah yang digali bersumber
dari beberapa bagian dalam Kitab-kitab Perjanjian Baru. Melalui tulisan ini, saya hendak menunjukkan dimensi
perempuan yang paradoksal; rentan sekaligus berdaya. Argumen tersebut saya manfaatkan sebagai pijakan awal
dalam upaya konstruksi pemikiran tentang “pengantin perempuan” yang dihayati perannya oleh Gereja. Untuk
mengurai pembahasan, saya membagi tulisan ini ke dalam tiga lokus. Pertama, konteks Gereja Kristen Pasundan
dan Jemaat-jemaat yang rentan kekerasan akan dituliskan pada bagian awal untuk memberikan gambaran terkait
konteks Gereja Kristen Pasundan. Kedua, pendalaman isu kekerasan yang dilakukan oleh para ekstremis dan
luka yang dihasilkan akan disajikan dengan memanfaatkan literatur mengenai isu tersebut. Ketiga, tulisan ini
akan menilik analogi “pengantin perempuan” berdasarkan teks di dalam Perjanjian Baru untuk menafsirkan
posisi perempuan menurut Alkitab sebagai pijakan awal untuk mengkritisi sekaligus mengonstruksi pemikiran
tentang perempuan.

References

Published

2025-12-04