Kekerasan Daring terhadap Perempuan di Ranah Politik: Analisis Wacana Terkait Kandidat Perempuan Partai Buruh pada Pemilu 2024
Keywords:
Kekerasan terhadap Perempuan, Pemilu, Daring, Partai Buruh, Praktis, IdeologisAbstract
Kekerasan terhadap perempuan terjadi dalam berbagai bentuk dan di berbagai ruang. Dalam ranah politik,
kekerasan terhadap perempuan memiliki tiga karakteristik khusus, yaitu (1) menyasar perempuan karena
gendernya; (2) bentuknya dirancang secara khusus untuk perempuan; dan (3) menghambat partisipasi aktif
perempuan di ruang politik (Koalisi Perempuan Indonesia, 2018; Kishi, 2021). Kekerasan tersebut dapat terjadi
secara luring maupun daring dengan difasilitasi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam
konteks daring, intensitas dan bentuk kekerasan yang dialami oleh perempuan di ranah politik juga dipengaruhi
oleh identitas interseksionalitas korban, seperti ras, agama, kelas sosial, dan sebagainya (Kuperberg, 2018). Hal
tersebut dialami oleh perempuan politik dari berbagai negara, termasuk perempuan politik di Indonesia. Pada
Pemilu 2024, banyak ditemukan gejala kekerasan daring terhadap perempuan yang menjadi kandidat dalam
kontestasi pemilu. Artikel ini menjelaskan fenomena kekerasan daring terhadap perempuan di ranah politik
melalui analisis wacana dari sosial media. Secara spesifik, artikel ini berfokus menganalisis wacana perempuan
kandidat pemilu dari Partai Buruh yang mayoritas memiliki interseksi identitas sebagai perempuan dari kalangan
buruh. Dengan demikian, maka pencegahan dan penanganan kekerasan perlu dilakukan tidak hanya dengan
pendekatan praktis, melainkan juga dengan pendekatan ideologis. Integrasi dari kedua pendekatan tersebut
melahirkan solusi penanganan kekerasan yang tidak hanya responsif, melainkan juga konstruktif bagi perwujudan
kesetaraan politik dalam sistem demokrasi.