Suara Tangis Yang Tersembunyi: Mengungkap Dan Melawan Kekerasan Berbasis Gender pada Kelompok Perempuan Dengan Disabilitas
Keywords:
Perempuan dengan Disabilitas, Kekerasan Berbasis Gender, Kekerasan Seksual, Layanan Inklusif, Studi Disabilitas FeminisAbstract
Kondisi disabilitas masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Namun hal yang harus disadari adalah bahwa setiap orang bisa berpotensi mengalami disabilitas walaupun terlahir sebagai non disabilitas. Berbagai factor yang bisa menyebabkan disabilitas misalnya kecelakaan, infeksi virus dan bakteri, penyakit, serta beragam penyebab lainnya. Perempuan dengan disabilitas menjadi kelompok yang paling mengalami kerentanan karena identitasnya sebagai perempuan dan disabilitas. Mereka dapat mengalami berbagai bentuk kekerasan berbasis gender dari kelompok non disabilitas maupun laki-laki dengan disabilitas. Fenomena kekerasan seksual pada perempuan dengan disabilitas juga belum banyak dibahas karena berbagai hal, seperti kultur patriarki hingga rape myth bahwa perempuan disabilitas bukanlah ‘target nyata’ kekerasan seksual. Dengan demikian tindak pidana kekerasan seksual tersebut tidak dilaporkan kepada pihak berwenang karena kredibilitas mereka dipertanyakan, terutama bagi perempuan dengan disabilitas intelektual atau pernah menjalani perawatan kejiwaan. Lebih parahnya lagi, bila perempuan dengan disabilitas tersebut melaporlan, mereka tidak berhasil membuktikannya secara hukum dan bahkan mengalami bentuk kekerasan lainnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi pendekatan pencegahan yang dapat diterapkan untuk mengurangi kekerasan terhadap kelompok ini. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah kajian literatur dan analisis data untuk memahami faktor risiko, dampak psikologis, dan tantangan akses terhadap layanan bagi korban yang mengalami dualitas disabilitas dan kekerasan berbasis gender. Dengan mengubah cara pandang masyarakat terhadap perempuan penyandang disabilitas, kita dapat mengurangi kerentanan mereka terhadap kekerasan seksual. Tulisan ini akan menyajikan analisis dan rekomendasi dengan menggunakan teori disabilitas feminis, khususnya dalam empat aspek yaitu representasi, tubuh, identitas, dan aktivisme. Studi disabilitas feminis berperan penting dalam menyoroti interseksionalitas gender dan disabilitas, serta membedah tantangan yang dihadapi oleh perempuan dengan berbagai variasi disabilitas termasuk dalam kerentanan mereka terhadap kekerasan berbasis gender. Penting untuk menghargai setiap individu sebagai manusia yang utuh dan setara, serta mengadvokasi masyarakat inklusif yang bebas dari diskriminasi.